Pengertian Sediaan Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
II.
Kriteria Tablet
Tablet yang baik harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang
memenuhi persyaratan.
2. Harus
mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
3. Fisik
harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
4. Keseragaman
bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5. Waktu
hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
6. Harus
stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
7. Terbebas
dari kerusakan fisik.
8. Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama
penyimpanan.
9. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen
dalam waktu tertentu.
10. Memenuhi
persyaratan Farmakope yang berlaku.
Keuntungan Sediaan Tablet
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling
banyak digunakan untuk pengobatan memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
1. Tablet merupakan bentuk sediaan utuh dan
menawarkan kemampuan terbaik dibanding semua bentuk sediaan oral untuk
ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
Tablet merupakan sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan sehingga mudah
dibawa.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk
dikemas dan dikirim.
Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah,
tidak memerlukan pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atau berhiasan timbul.
Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama tablet salut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet
tidak segera terjadi.
Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi
secara besar-besaran.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Bau, rasa, dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan
penyalutan.
IV.
Kerugian Sediaan Tablet
Kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit
dibanding keuntungannya. Kerugian sediaan tablet antara lain:
Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya tinggi, absorpsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat
diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk
tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.
Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan
atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan
penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang
terbaik dan lebih murah.
Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut
usia.
V.
Komponen Utama Tablet
Komponen utama tablet adalah zat aktif, bahan
pengikat, bahan penghancur, bahan pengisi, dan bahan pelicin.
Zat aktif yang digunakan dalam pengobatan
umumnya merupakan senyawa sintetis kimia, selain itu dapat juga berasal dari
hasil ekstraksi alam (tumbuhan dan hewan). Idealnya zat aktif yag akan
diformulasikan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi,
stabil, kompatibel dengan semua
eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran partikelnya
baik, sifat alir baik, optimum moisture content, kompresibilitas baik, tidak
mempunyai muatan pada permukaan, dan mempunyai sifat organoleptis yang baik.
Bahan pengikat adalah bahan yang merekatkan
partikel serbuk satu dengan yang lain sehingga membentuk granul yang spheris
setelah dilewatkan melalui ayakan. Dengan adanya pengikat diharapkan bentuk
granul akan tetap terutama setelah pengeringan sampai proses pencetakan. Contoh
: PVP, Mucilago amyli, gelatin, HPC-SL.
Bahan penghancur adalah bahan yang digunakan
untuk tujuan agar tablet dapat segera hancur bila kontak dengan air atau cairan
lainnya. Contoh : Amylum kering, Eksplotab, Ac-Di-Sol.
Bahan pengisi adalah bahan yang digunakan
untuk mendapatkan ukuran tablet yang sesuai dan mempermudah dalam proses
pembuatan tablet. Biasanya jumlahnya paling banyak dibandingkan bahan yang
lain. Contoh : Laktosa, Starch 1500, Maistarke, Avicel.
Bahan pelicin adalah bahan yang digunakan
dalam proses pembuatan tablet untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:
Memperbaiki aliran granul agar didapat bobot tablet yang seragam. Contoh
: Talkum, Aerosil.
Mencegah lekatnya masa siap cetak pada punch atau die, dalam hal ini
lubrikan disebut antiadheren. Contoh : Mg stearat dan Talkum.
Mempermudah pengeluaran tablet secara utuh dari cetakannya, dalam hal
ini lubrikan disebut lubrikan sejati. Contoh : Mg stearat.
VI.
Metode Pembuatan Tablet
Metode pembuatan tablet secara umum dibagi
menjadi 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung.
1.
Granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran
partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Granulasi basah digunakan untuk zat aktif yang
tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa
atau campuran zat aktif dan eksipien dengan larutan pengikat tertentu sampai
diperoleh tingkat kebasahan tertentu pula.
Metode ini membentuk granul dengan cara
mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan
cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup
penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan
ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya
tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan
granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah
diperoleh massa basah atau lembab maka
massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling
atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas
permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah
pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur
yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Tahapan dari granulasi basah ini yaitu:
Campur kering à Granulasi dengan penambahan larutan pengikat à Pengeringan Ã
Pengayakan à Campur massa à Pencetakan.
Keuntungan dari metode granulasi basah,
yaitu: memperoleh aliran yang baik, meningkatkan kompresibilitas, mengontrol
pelepasan, mencegah pemisahan komponen campuran selama proses, distribusi
keseragaman kandungan, dan meningkatkan kecepatan disolusi.
Kerugian dari metode granulasi basah, yaitu:
banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi,
zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara
ini. Untuk zat termolabil dapat menggunakan pelarut non air.
2.
Granulasi kering
Granulasi kering sering disebut juga dengan
slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Metode ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan
kelembaban. Prinsip metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa
bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya.
Pada proses ini komponen–komponen tablet
dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan
dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang sifat alirnya lebih baik dari campuran awal bila slug
yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah
besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut
roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller
compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan
yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin
ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Tahapan dari granulasi kering ini yaitu:
Campur kering à Pencetakan menjadi slug à Pengayakan à Campur massa Ã
Pencetakan.
Keuntungan dari metode granulasi kering,
yaitu: Peralatan yang digunakan lebih sedikit, baik untuk zat aktif yang tidak
tahan terhadap panas dan kelembaban, dan mempercepat waktu hancur.
Kekurangan dari metode granulasi kering,
yaitu: memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug, tidak dapat
mendistribusikan zat warna seragam, dan proses banyak menghasilkan debu
sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.
3.
Kempa langsung
Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet
dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat
aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas
dan lembab. Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung
adalah zat aktif yang sifat alirnya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Prinsip metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan eksipien yang
memiliki aliran dan kompresibilitas yang baik kemudian dicetak.
Tahapan dari kempa langsung cukuplah singkat
yaitu: Campur massa à Pencetakan.
Keuntungan dari metode kempa langsung, yaitu:
lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit, prosesnya lebih singkat
sehingga tidak memakan waktu, tenaga, dan mesin yang banyak, dapat digunakan
untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan kelembaban, serta waktu
hancur dan disolusinya lebih baik.
Kerugian dari metode kempa langsung, yaitu:
perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet, zat aktif
dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung, dan sulit dalam
pemilihan eksipien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar